Nokia adalah perusahaan asal Finlandia yang sempat menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar di Finlandia dan dunia. Pada tahun 1865, Fredrik Idestam mendirikan perusahaan penggilingan kayu yang bernama Nokia, kata Nokia sendiri diambil dari nama sebuah komunitas yang tinggal di Finlandia Selatan. Kemudian pada sekitar tahun 1950, Nokia mulai membangun divisi elektronik karena Nokia memandang bahwa industri elektronik menjanjikan masa depan yang cerah, pendirian divisi ini adalah awal mula terjunnya Nokia ke dalam industri telekomunikasi. Walaupun pada awalnya Nokia bukanlah perusahaan telekomunikasi, Nokia berhasil menghasilkan produk-produk telekomunikasi yang dapat diterima oleh pasar, mulai dari produk telefon genggam sampai perangkat telekomunikasi lainnya seperti HLR, MSC, BSC, RNC dan lain-lain. Kesuksesan Nokia tidak diperoleh dengan instan, melainkan melalui proses trial & error yang panjang, Nokia melakukan kesalahan dan belajar dari kesalahan-kesalahan mereka sehingga Nokia mampu menghasilkan inovasi-inovasi yang berhasil membuat mereka merajai pasar telefon genggam selama 14 tahun sebelum tahtanya direbut oleh Samsung. Dalam Pada era kejayaannya, Nokia banyak mengeluarkan produk telefon genggam dengan model-model yang baru dalam waktu yang tidak terlalu jauh & langsung diserap dengan baik oleh pasar.
Awal 1981, Nokia berhasil meluncurkan produk
bernama Nordic Mobile Telephony (NMT). NMT merupakan jaringan selular
multinasional yang pertama di dunia. Karenanya, sepanjang dekade 1980-an NMT
diperkenalkan ke sejumlah negara dan mendapat sambutan yang luar biasa yaitu sebesar 2.100 seri ponsel Nokia mendulang
sukses. Target penjualan sebanyak 500 ribu unit berhasil dicapai pada 1994.
Dengan tenaga karyawan sebanyak 54 ribu orang, produk Nokia terjual di 130
negara. Sekarang mungkin setiap orang tahu telepon seluler yang enak dan
gampang dalam pengoperasiannya adalah Nokia, karena itulah moto Nokia.
Nokia menjadi produsen ponsel yang terbesar di
dunia. Pada 1998, fokus Nokia pada telekomunikasi dan investasi awal dalam
teknologi GSM telah membuat perusahaan menjadi pemimpin ponsel di dunia. Namun
Nokia tak selamanya berjaya, pada awal 2010, ketatnya persaingan produk ponsel
dunia akhirnya membuat Nokia terus menerus mengalami kemunduran, Nokia yang
terus menerus selalu mengalami kerugian hingga pada akhirnya tepat pada tanggal
25 April 2014, Nokia resmi diakuisisi oleh Microsoft yang lalu mengakhiri
kejayaan Nokia perusahaan dalam bisnis telepon selular selama 34 tahun.
Gambar
1.1 Pergerakan Saham Nokia Selama Tahun 2008-2012
Sayangnya era kejayaan Nokia saat ini sudah
mulai memudar, sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 1.1 saham Nokia semakin turun, berbeda dengan S&P500,
Nasdaq dan Dow Jones. Bila dibandingkan dengan Q2 2011 lalu, market
share Nokia pada Q2 2012 ini mengalami penurunan di semua negara.
Nokia juga melakukan pengurangan pegawai dan penutupan kantor dan pabriknya
termasuk pabrik Nokia yang terletak di Finlandia, jadi saat ini tidak ada lagi
produk Nokia yang dibuat di Finlandia, negara asal Nokia.
Gambar
1.2 Market Share Nokia
Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan
pada perusahaan Nokia antara lain sebagai berikut,
1. Faktor Internal
2. Faktor Eksternal
1. Faktor Internal
- Absennya produk yang popular terlalu lama, sehingga menurunkan pamor Nokia dan tergantikan oleh pesaingnya.
- Nokia terlalu fokus mengembangkan symbian tanpa memberikan inovasi yang berarti.
- Nokia tidak fokus pada pengembangan hardware (phone) saja, usaha Nokia untuk mengambangkan software (Symbian, Megoo) malah membuat Nokia tidak fokus.
- Strategi mengganti symbian dengan Windows 8 (Microsoft) tidak berhasil, dan membuang hasil R&D symbian yang telah memakan banyak biaya.
- Keputusan Board CEO lamban dalam menyikapi tren terbaru. Birokrasi yang kompleks dan divisi yang gemuk menyebabkan pengambilan keputusan yang relative lama.
- Selain vendor ponsel, Nokia juga merupakan vendor penyedia jaringan infrastruktur (lewat NSN-Nokia Siemens network), kadangkala ponsel yang dihasilkan mengikuti produk teknologi yang diciptakannya, namun kurang mengakomodasi dari produk teknologi vendor jaringan infrastruktur yang berbeda.
- Nokia seringkali menjadi pelopor dalam meluncurkan produk terbaru namun tanpa prospek masa depan yang lebih baik. Nokia gagal mengantisipasi, memahami atau mengatur diri untuk menghadapi perubahan zaman. Bahkan bisa dibilang ponsel Nokia terbaru adalah fitur yang siap, namun tidak siap di masa depan.
- Salah satu produknya yakni Lumia 900 yang merupakan smartphone berbasis Windows Phone 7 tidak diberi opsi upgrade ke Windows Phone 8, dimana ada perbedaan arsitektur yang sangat mendasar antara Windows Phone 7 dan Windows Phone 8.
2. Faktor Eksternal
- iPhone & Android smart phone (Samsung, HTC, LG, dll) dan RIM berhasil mengambil market - Nokia gagal mengambil momentum Smart Phone Booming.
- Ketidakunikan Nokia dibanding mobile phone competitor. Smartphone yang berbasis Apple punya keunikan (user experience, high lifestyle), atau smartphone berbasis Android (kaya akan applikasi dan game gratis), demikian pula Smartphone Blackberry (push email, messaging, BBM dan social media). Dan keunikan itu merupakan kekuatan yang menyebabkan mereka dilirik oleh pasar dan akhirnya mampu menggeser Nokia sebagai raja. Nokia yang menyediakan produk produk untuk melayani semua segmen pasar menjadi tidak unik dan ditinggalkan customer/pembeli.
- Vendor ponsel China (Huawei, ZTE) dan Korea (Samsung, LG) mengeluarkan smart phone low cost untuk menyaingi kerajaan Nokia di negara berkembang.
- Smartphone Ecosystem, Banyaknya Application developer di iPhone dan Android, sehingga user dapat meng-customize aplikasi sesuai kebutuhan. Hal ini tidak ada di Nokia symbian / windows 8. OVistore (kini Nokia Store) tidak mampu menarik para developer untuk menciptakan aplikasi dan game terbaiknya disana.
- Transisi customer dari mobile phone ke smart phone sangat cepat.
- Persaingan bebas, membuat semua perusahaan termasuk Nokia harus bersaing ketat dengan perusahaan lain. Yang tercepat, termurah dan terbaiklah yang akan menang.
- Telat melakukan antisipasi menghadapi gempuran vendor ponsel China dalam penyediaan low cost dual sim card phone. Nokia merilis sejumlah ponsel dual sim card murah seperti Nokia X1-01, C2-01 atau Asha 200 dengan harga terjangkau namun hal tsb dilakukan ketika penetrasi market dual sim card sudah saturasi, dan image ponsel China dengan dual sim card (bahkan dengan fitur lain, misalnya tivi) sudah mengakar kuat di benak konsumen.
- Tidak adanya Collaborative Innovation yang kuat di Nokia (meskipun akhirnya menggandeng Microsoft), tidak seperti Samsung yang sedari awal sadar ia tak akan mampu melawan kompetensi software Apple. Karena itu ia segera melakukan kolaborasi dengan software Android milik Google.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar